Wednesday, October 24, 2012

Student #1

Last day teaching on weekday! Antara sedih dan senang. Hahaha..
Untuk mengenang masa-masa ini maka gua ingin menulis tentang karakter murid-murid gua.
Tentu saja namanya dirahasiakan. Hehe..

Murid yang pertama akan gua ceritakan adalah seorang laki-laki kelas 6 SD.
Inisialnya G.
Dia baru dua bulan jadi murid gua. Dulunya dia murid rekan gua tapi mungkin karena kurang cocok jadi mereka berpisah.. *lho. hehehe..
Rekan gua sudah mewanti-wanti gua ketika tau muridnya pindah ke gua.
Dan memang sih pas ngajar G ampun deh, geleng-geleng gua.
Gak mau dibilangin anaknya. Orangnya suka-suka. Misalnya gua minta dia main lagu nomor 1, kalau dia mau ya dia main. Kalau dia gak mau, dia bakal bolak balik buku terus main lagu lain -_-"
Kalau udah gitu kan gua nya yang mesti tegas. Pertamanya gua masih nurutin dia. Masih pelajari karakternya gemana. Tapi kok dia belum berubah-berubah gua baik-baikin juga. Akhirnya gua berbicara dengan lantang,
Gua : "Siapa gurunya?"
G    : "Kakak"
Gua : "Sekarang main yang ini!"
G    : *nurut
Gua : (dalam hati "HAHAHA")
Tapi pernah juga dia marah sama gua. Canggih ya anak sekarang, bisa loh ngebentak gurunya..
Gara-garanya dia masih berusaha main lagu terus gua koreksi karena dia mainnya salah.
Dari situ gua bisa liat kalau dia tipe nya anak yang mau ngelakuin semuanya dulu baru habis itu diajarin. Jadi gak bisa tuh gua koreksiin pas dia lagi main lagu.
G suka banget ngobrak ngabrik barang-barang bawaan gua. Metronome gua sering banget dimain-mainin. Kalau liat gua bawa laptop dia langsung buka laptopnya terus bilang "mau main game". Nah, ini kesempatan buat gua untuk membuat dia latihan. Kalau dia mau latihan dan nurut sama gua, 10 menit terakhir dia boleh main game online. Fantastis nya dia bisa loh lancar main lagu nya.
Makanya dia itu cerdas kalau gua liat. Untuk G, gua berharap supaya dia bisa serius main piano nya. Kalau neken tuts piano jarinya harus sesuai sama yang di partitur, jangan ngasal aja.
Semangat G!

No comments:

Post a Comment

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...