Tuesday, May 31, 2011

Emerging adulthood -> becoming an adult

Suatu Senin Pagi di depan Sekretariat Fakultas Psikologi ada tiga orang mahasiswa berkumpul. Dhanie, Julian dan Veli (gw).

Gw : udah umur 21, jaim dikit ahh.. hahaha..

Julian : iiikkhh..

Gw : kenapa? Soalnya kan kl udh 21 harus lebih dewasa dan mikirin kedepannya mau gemana.

Julian : iya. Umur 21 emang udah mikirin ke depannya gmn, tapi jangan jaim. Jangan mau dibawa sama lingkungan sosial.

Gw : habisnya gw childish (& ekspresif). kan maluuuu... Hmm.. mungkin gw terlalu mikirin apa kata orang.

Julian : Iya, bener. Lu terlalu mikirin apa kata orang. Lu kya gmn juga pasti ada aja orang yang ga suka.

Gw : hmm..

Julian : Lu sesuain diri lu sama norma yang ada, tapi lu jangan menghilangkan keunikan lu. Nanti lu apa bedanya sama yang lain?

Gw : tapi gw kan childish, Jul.

Julian : Itu kan ciri khas lu, Vel...


Percakapan di atas adalah percakapan antara gw dan Julian setelah feedback wawancara.

Content dari percakapan tersebut kalau ditinjau dari sisi psikologi adalah hal yang sangat amat wajar. Dalam ilmu psikologi, transisi dari remaja ke dewasa ini disebut juga emerging adulthood.

Orang yang mengalami masa transisi ini umumnya berada di umur 18 – 25 tahun. Dalam masa transisi ini terdapat lima hal penting, yaitu:

- Pencarian identitas: khususnya dalam hal pekerjaan dan percintaan. Betul sekali. Hahaha.. dan saya juga masih mencari menunggu yang dicari.. xD

- Instability. Seseorang akan mengalami ketidakstabilan dalam proses pencarian identitasnya. Seseorang mungkin akan berganti-ganti keinginan pada masa transisi ini. Misalnya : perubahan minat pekerjaan atau perubahan tipe lelaki yang disukai. Hmm.. minat pekerjaan cenderung menetap. Gw suka bidang klinis dan passion ada di bidang anak. Cita-cita gw pengen jadi psikolog kya dosen m.k observasi, psikologi faal dan psikopatologi anak, yaitu Mba Annelia Sari. Beliau udah banyak banget pengalamannya. Sangat menarik. Kalau tipe lelaki yang disukai sih masih sama, tetapi sayang, belum ditemukan. hahaha..

- Self-focused. Seseorang menjadi terlalu fokus pada diri sendiri, dan hanya sedikit menaruh perhatian kepada lingkungan sosialnya. Saat ini, self-focused tidak terjadi dalam diri gw. Malah gw lebih berfokus sama lingkungan sosial gw, sama keluarga, sahabat-sahabat, dan teman-teman gw.

- Feeling-in-between. Seseorang merasa tidak tahu harus menganggap diri sebagai remaja atau dewasa. Naaaaahh.. Yang bagian ini yang paling sering terjadi.. err.. ini adalah proyeksi dari percakapan gw n Julian itu... Gw sebenarnya menganggap diri dewasa, tapi terkadang sifat remaja gw kambuh. ampun deh klo udh kambuh udah macam ababil galau.. hahaha.. ><

- The Age of possibilities. Masa yang tepat bagi seseorang untuk memperbaiki ataupun menetapkan jalan hidup yang baik untuk di masa depannya. Orang yang merasa masa remajanya berjalan buruk dapat mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik. Yuuupp... Pada masa sekarang ini gw sedang memperbaiki dan menetapkan jalan hidup yang baik untuk masa depan gw.

Well, I'm just wanna enjoying my life day by day.. It's my life, I just wanna do everything with my way not yours or theirs. This is me. I hope you can take me as the way I am and we can be friend.

^_^

Wednesday, May 25, 2011

I feel so tired while enjoying today

Hari ini diawali dengan memasak kangkung.. hehe..


cepet-cepet bikin kado untuk bang abed

Nyampe juga di IPB, dijemput bang Kia di BNI 46

Akhirnya kesampean deh ketemu sama bang Abed.


Sekarang??

Lanjut ngerjain tugas cuuuyy.. capcusss dahh..
Habis itu ke Gereja untuk acara syukuran Wisuda...

Terus lanjut lagi ngerjain laporan eksperimen..

Selanjutnyaaa??

Tinggal pilih, mau ngerjain wawancara atau langsung tidur..

xP


TETAP SEMANGAT.....!!

Tuesday, May 24, 2011

Unforgetable big brother, I miss you :)

Abednego Suranta Karo Sekali, STP

Selamat Wisuda, abang. Seneng banget akhirnya abang di wisuda juga setelah perjuangan empat tahun. Aku doakan semoga cita-cita abang tercapai dan selalu bahagia. Makasih ya udah jadi abang yang baik buat aku. Mau dengerin cerita aku, kasih saran, ngehibur aku, tukar mimbar bareng, rapat klasis bareng, rapat runggun bareng, nganter aku pulang, dan lain-lainnya yang ga bisa disebutin satu-satu.

Abang juga udah menjalankan tugas jadi ketua KAKR Runggun Bogor periode 2009-2011 dan sebagai sekretaris, aku merasa sangat terbantu - padahal aku yg harusnya bantuin abang
>.<"
Pokoke ai lop yu pull deh bang... xP

.wish you all the BEST.
.God Bless you always.

Saturday, May 21, 2011

Mulai dari NOL yaa...

Cerita ini bermula pada saat gw masuk ke ruang kelas piano Pa Emil. Beliau bermain piano dan gw menyanyikan beberapa lagu pujian. Setelah bernyanyi, gw mulai bercerita tentang seseorang yang gw sukai.. Lama-lama yang dibahas bukan tentang laki-laki itu tapi tentang pilihan-pilihan hidup.
Kemudian kami duduk di ruang tunggu dan berbincang-bincang.
Beliau menyadarkan gw tentang sesuatu.
Hasil pembicaraan itu membuat suatu perubahan dalam paradigma gw.

Penghayatan gw selama ini adalah
"Masalah datang hanya untuk mengganggu dan membatasi gw. Masalah itu yang bertanggung jawab atas perilaku, pikiran dan karakter negatif yang menetap dalam hidup gw. Bukan kapasitas gw untuk melawan semua itu."
Dua puluh satu tahun hidup menjadi seorang Kristen dan seorang pelayan gereja memang belum menjamin seseorang memiliki kehidupan yang stabil. Gw akui, pikiran kerdil seperti itu yang ada di diri gw.

Namun pembicaraan gw dengan Pa Emil membawa gw ke dalam suatu perenungan... Sampailah gw ke dalam suatu pilihan... Apakah gw mau tetap berjalan dalam pemikiran dan analisa-analisa gw atau mempercayakan segala yang terjadi ke dalam tangan Tuhan?

Gw memilih untuk mempercayakan semuanya pada Tuhan karena gw tau gw ga bisa mengontrol semuanya. Dari hari itu gw mulai mengejar kebenaran. Pada awalnya sulit. Untuk menyadari Tuhan mengasihi gw tanpa syarat saja itu tidak mudah. Gw tau tentang hal itu, tapi gw ga bener2 menyadarinya. Selama ini gw mikir karena gw begini, begitu, bisa ini bisa itu, menghasilkan ini, menghasilkan itu, jadi orang-orang mau menerima gw. Begitu pula dengan Tuhan.

Bersyukur, Dia mengabulkan doa gw, yaitu supaya Tuhan menyadarkan gw bahwa Dia sungguh-sungguh mengasihi gw tanpa syarat. TANPA SYARAT.

Sekarang setiap harinya adalah perjuang untuk mempertahankan kepercayaan gw. Perjuangan untuk memahami kapan harus berserah, tenang dan diam saja atau kapan harus percaya yang disertai dengan suatu tindakan.

Satu hal lagi yang gw sadari, kesungguhan ini bukanlah HASIL tapi PROSES sampai menghela napas untuk terakhir kali.
Belajar untuk meminta Roh Penolong agar selalu ingetin gw bahwa semua ada dalam kontrol Tuhan kalau-kalau gw mulai gelisah dan khawatir.

Tak apalah memulai dari NOL lagi. Asalkan tetap di dalam-Nya pasti kan terus menanjak :)

Rasa malu, sakit hati, penyesalan, penolakan, kegelisahan, kesesakan yang tadinya gw anggap memberatkan gw itu ternyata berguna. Mau tau buat apa?? Jawabannya ada di ayat penutup post ini:

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. (Mazmur 119:71)

Saturday, May 7, 2011

duapuluhsatutahun

“Terima kasih karena aku bisa ikut meramaikan dunia ini, duniamu, dunia kita.

Terima kasih untuk keluarga dimana aku dibesarkan, aku belajar menjadi orang yang tangguh dan bertanggung jawab di tempat ini.

Terima kasih untuk mereka yang menekan aku, kini aku sedang berusaha untuk melawan tekanan-tekanan yang lebih besar.

Terima kasih untuk mereka yang menemani aku, mereka mengajari aku untuk menghargai diriku sendiri.

Terima kasih untuk mereka yang bersedia berpetualang bersamaku, kini aku semakin yakin untuk mengambil keputusan-keputusan beresiko namun dapat membawaku lebih tinggi.

Terima kasih untuk mereka yang dengan tulus menyayangiku, aku menikmati setiap melodi dan simfoni yang tercipta untukku.

Terima kasih untuk mereka yang mempermainkan aku, aku belajar untuk semakin kuat, juga lebih menghargai perasaan dan keberadaan orang lain.

Terima kasih untuk mereka yang menghapus air mataku, aku belajar untuk mendukung orang lain seperti kalian mendukung aku.”

I decide to leave ALL the things on my past. ALL – it means not only the sad part but also the joy part. If I were still there I couldn’t go to anywhere. God has a plan for my life. I’m focusing to search and do it for the rest of my life.

“Forget about what’s happened; don’t keep going over old history”

I’m trying to trust Him for all the aspects of my life, such as my education, carrier, and service on church, love life, friendship, and family as well. I believe that He gives me all the best for His Glory. I have seen that everything always in God’s control.

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...