Thursday, September 11, 2014

Politik

Semenjak Pemilu 2014, rasa-rasanya perhatian gua ke dunia politik semakin besar.
Kampanye hitam, hasil quick count yang amburadul, klaim kemenangan semua pihak. Lucu tapi juga mengenaskan.
Sejujurnya gua gak terlalu suka, bahkan mumet sama politik. Tapi sekarang ini, gua sadar bahwa setiap keputusan-keputusan politik itu menentukan nasib Bangsa, nasib semua orang yang tinggal di Negara ini.

Setelah peristiwa drama Pemilu 2014 selesai, muncul berita yang aneh kalau Pilkada diusulkan dipilih lewat DPRD.
Agak kaget denger kabar kalau Pilkada mau dipilih lewat DPRD.
Yang bener aja? Masa karena alasan "rakyat memilih Calon Pemimpin berdasarkan uang yang diterima," jadinya mau balik lagi ke sistem Orde Baru. Itu bukan bentuk pemerintahan demokrasi.
Sebaiknya pemimpin-pemimpin itu baca lagi deh buku-buku dasar ilmu politik. Menurut gua, kalau emang alasan begitu, justru rakyatnya yang harus dididik!! Bukan sistemnya yang diubah. Kalaupun sistemnya diubah, yang bener ajalah, harusnya bikin yang sejalan sama sistem yang sekarang. Kalau rakyat gak dilibatkan, mau sampai kapan rakyat gak pintar-pintar?

Gua melihat, seperti jadinya, elite-eliet politik itu takut banget rakyatnya pintar. Takut diambil kekuasaannya sepertinya. Takut gak bisa korupsi lagi? Takut gak bisa berkuasa lagi? Takut rakyat matanya terbuka dan gak bisa hidup enak makanin uang rakyat lagi?
Rakyat yang pintar seharusnya merasa terhina kalau sampai Pilkada dipilih DPRD. Hak rakyat sudah gak ada.

Terus alasan lainnya untuk menghemat anggaran. Hahahaa.. menanggapinya cuma bisa ketawa aja. Kalau memang mau hemat anggaran, ya rapat gak usah di tempat-tempat mahal. Rapatnya satu hari, jalan-jalannya 3 hari. Studi banding sana sini yang ujung-ujungnya banyakan wisata. Banyaklah hal lain yang bisa dikorbankan untuk hemat anggaran. Masa sih hak rakyat segitu gak berharganya sampai gak boleh dipakai demi hemat anggaran.

Apapun nanti keputusannya, gau berharap semoga itu yang terbaik, gak merugikan rakyat, dan tidak hanya mementingkan golongan-golongan tertentu.

Untuk referensi, bolehlah salah satu link berita gua share di sini:
http://news.liputan6.com/read/2102433/4-alasan-klasik-kepala-daerah-kembali-dipilih-dprd

No comments:

Post a Comment

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...