Saturday, July 28, 2012

HAPPY \(^0^)/


"berdasarkan hasil rapat dari sidang skripsi kamu dan kompre maka kamu dinyatakan lulus"

kata dosen penguji satu sambil terlihat membereskan kertas-kertas yang ada di sekitarnya, tapi saat ia berkata 'lulus' pandangannya beralih kepadaku.


Perasaanku sangat lega, Sejujurnya sangat 'shock' karena beberapa hari sebelu sidang, aku mendengar ada temanku yang tidak lulus. Dengan proses pembuatan skripsi yang begitu rumit, susahnya bertemu dengan pembimbing, pendeknya waktu untuk menyusun analisis, sulitnya mencari subjek, masih adanya beberapa mata kuliah, dan hal-hal lainnya yang cukup berat aku alami dan membuat aku ragu apa aku dapat lulus Juli ini. 


I was keep on running for my theses and decided not to stop without knowing if it will finish in July.

Sambil harap-harap cemas menunggu hasil semester genap ini juga karena kalau ada satu saja mata kuliah yang tidak lulus berarti harus tunggu sidang sampai semester depan. Puji Tuhan, semuanya lulus dengan hasil yang memuaskan.


Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa tanggal untuk sidang skripsiku sudah ditentukan 24 Juli 2012. Rasanya setiap harinya adalah perjuangan melawan rasa gelisah dan ragu. Aku sempatkan menginap di rumah Dhanie untuk belajar teori kepribadian bersama untuk sidang kedua setelah sidang skripsi. Di rumahnya, kami hanya sempat mempelajari tiga tokoh saja dari sekitar lima belas tokoh.


Aku kembali ke rumahku dan setiap hari aku mempelajari teori kepribadian tersebut sampai sebelum hari sidang. Tentu saja aku sudah membuat presentasi jauh sebelum hari sidang jadi aku tidak perlu memikirkan hal tersebut lagi. Aku hanya perlu mengecek semua slide-nya dan memastikan semua sudah lengkap.


Ruang Rapat lt.4 Jam 08.00-10.00. Dengan dosen penguji satu yang seorang Doktor dan dosen penguji dua yang merupakan seorang praktisi ilmu psikologi. Sempat beberapa menit aku protes sama Tuhan tetapi kemudian aku tersadar aku tidak boleh mengandalkan kekuatan siapapun kecuali Dia.


Malam sebelumnya banyak sekali yang mendukungku dengan mengirim pesan singkat, rekaman suara, mention di twitter, bbm atau bahkan bertemu langsung padaku. Semua itu membuatku merasa aku tidak sendiri melalui proses ini. Mereka sangat berjasa.


Aku tidak dapat tidur. Seberapapun aku berusaha.. Aku tidak dapat tidur nyenyak.


Jam empat pagi aku bersiap dan jam lima aku berangkat dari Bogor diantar oleh adikku dan ditemani ayahku. Sekitar jam 6 aku sudah ada di depan sekretariat. Bertemu dengan beberapa dosen. Mereka menyemangatiku dengan perkataannya. Aku berusaha untuk tetap santai. 


Ketika ingin mempersiapkan presentasi di ruangan sidang, aku melihat dosen penguji dua sedang membaca sesuatu yang aku duga adalah skripsiku. Sekitar jam tujuh aku mendengar dia berbincang dengan dosen penguji lain dan pembimbing kalau ternyata dia salah baca skripsi. Aku merasa tenang juga. karena dengan begitu aku berpikir bahwa ia tidak terlalu memahami skripsiku seutuhnya. Namun kenyataannya berbeda. Pada saat sidang, justru ia yang lebih banyak berbicara dibanding dosen penguji lain. Setelah melewati detik-detik menengangkan, aku harus melewati detik menegangkan lainnya yaitu sidang teori kepribadian. Bertolak belakang lagi dengan pemikiranku. Ternyata sidang teori kepribadian tidak sesulit yang aku bayangkan sebelumnya.

Setelah sidang selesai aku keluar ruangan dan mengabarkan berita gembira ini kepada ayah dan teman-temanku yang lainnya. Terima kasih, Tuhan. Fantastis!

No comments:

Post a Comment

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...