Jarak terbesar di antara manusia itu bukan diukur dari berapa kilometer terpisah..
Jarak diukur dari seberapa jauh hati bisa terpisah.
Contohnya, pas waktu ulang tahun gua ke 17. temen yang gua harepin dateng ternyata ga dateng. Dia bilang tiba2 dia ga bisa dateng karen harus pergi mendadak. Gua sedih banget. Kesel. Tapi yaudahlah, gua ga mau marah2 dan merusak hari indah gua.
Dan... You know what.. Ternyata hampir setahun kemudian gua baru tau kalau temen gua itu kecelakaan di hari ultah gua ke 17 wktu pulang beli kado buat gua yg alhasil ikut hancur. Dia blg ke temen2 gua supaya ga kasih tau ke gua.
Pas gua tau tentang itu. Perasaan gua campur aduk. Gua mau marah, salah. Gua mau feel sorry juga gua kesel kenapa dia ga kasih tau gua. Dan emang akhirnya gua beneran tanya, kenapa dia gitu?
Dia cuma bilang: "yaudahlah ga usah.dibahas. Udah lama ini.. Gua ga mau bikin lu kawatir"
jawaban macam itu bikin perasaan gua tambah campur aduk antara keki, kesel, dan marah (kayanya semuanya sama aja).
Sikap dia yg seperti itu membuat gua mempertanyakan tentang jarak gua dan dia. Apa gua terlalu jauh dengan dia sampai dia ga mau jujur. Atau malah sebaliknya? apa kedekatan nembuat jarak seseorang menjadi jauh?
Dari peristiwa itu gua belajar untuk tidak memperlihatkan dan ngasih tau kondisi gua sebenarnya yg bisa bikin orang lain khawatir
Jangan langsung prejudice. Jangan langsung menilai tanpa tau konteksnya apa.
Tapi kalau emang ga nyaman, bingung, ga jelas.. Ya tanya to the point. Jelas.
Kalau masih ga enak bertanya berarti mungkin jaraknya masih jauh.
No comments:
Post a Comment