Tuesday, November 3, 2015

Kopi & Buku

COFFEE have been my best companion lately.
Itu semua karena aku tipe orang yang sangat mudah tidur dimanapun aku berada. Istilah anak-anak jaman sekarang "Pelor" a.k.a "nemPel moLor". Bahkan di motor, aku juga bisa tidur. Yes, itu bahaya sih tapi rasa ngantuknya susah banget di lawan. Hampir berkali-kali ngerasa mau jatuh dari motor karena sangkin ngantuknya dalam 1 jam perjalanan Sudirman-Cilandak. Ngantuk kali ini disebabkan oleh banyak begadang baca buku. Solanya aku mendapat saran yang useful banget dari pembimbing kasuistik periode pertama: BACA BUKU.

BUKU memang bener-bener jendela dunia. Banyak hal-hal yang belum aku tau akhirnya jadi tau. Terkadang aku baca buku sampe ga sadar ketiduran, sampe pengen muntah, sampe penasaran gak berenti-berenti. Tapi ada saat dimana ga pengen nyentuh buku sama sekali karena muak. Haha..

H-3 sebelum aku case-conference. Masih terlalu banyak buku yang rasanya pengen aku baca. Artinya, masih banyak kopi yang harus aku minum supaya mata bisa melek dan konsentrasi. Aku jadi kagum sama kakak aku dulu. Pas kakak aku masih kuliah, dia bisa melek subuh-subuh belajar sendiri. Bisa tidur larut malam belajar sendiri. What a great role model!

Kopi & buku adalah pasangan yang serasi. Dasar manusia, masih saja merasa ada kurangnya. Aku berpikir kalau kopi & buku akan terasa lengkap jika ada teman diskusi. Dari diskusi, aku bisa dapet banyak insight dari apa yang orang lain pikirkan mengenai apa yang dibaca. Sayangnya hal tersebut gak aku dapat dari orang yang paling aku harapkan di periode ini. Tidak apa-apa, paling tidak aku belajar mencukupkan diriku dengan apa yang ada.

Kopi & Buku, terima kasih :)

No comments:

Post a Comment

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...