Tuesday, January 1, 2013

Perpanjangan tangan Tuhan

Hari pertama di tahun baru, aku duduk bersama mama.
Kami berdiskusi tentang hal yang sedang aku hadapi sekarang.

Dulu aku selalu mendengarkan dongeng yang indah dari mama.
Mama selalu berhasil menenangkan aku dengan cerita-cerita indahnya.

Papa tidak akan membiarkan aku kebingungan dalam hal apapun.
Ia selalu menyediakan yang aku perlukan.
Papa tidak segan-segan mengorbankan waktunya untuk membuat sesuatu yang indah untuk aku.

Namun kini, mama dan papa sangat realistis.
Mama tidak lagi meninabobokan aku dengan nyanyian khayalan.
Papa tidak lagi menemaniku kemana aku pergi.

Mama dan Papa selalu dapat membantuku dalam semua hal.
Aku hanya perlu bilang. 
Mereka selalu memberi apa yang aku butuhkan.

Kata-kata mereka kini memang tidak semanis dahulu, namun mereka mengatakan yang sebenarnya.
Kata-kata mereka membuatku merasa tertegun karena fakta kehidupan yang sewajarnya harus aku jalani.

Kini sudah tiba waktunya untuk aku berdiri sendiri, membuat keputusan sendiri, tenang dengan caraku sendiri. 

Mama dan Papa kini menggendongku dengan cara yang lain.
Mereka tidak kehabisan akal untuk membimbingku.

Bagiku mereka adalah perpanjangan tangan Tuhan.

No comments:

Post a Comment

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...