Wednesday, March 16, 2016

Pamit

Post ini terinspirasi dari lirik lagu Tulus terbaru yang berjudul "Pamit". Lagu ini bercerita mengenai sepasang kekasih yang akhirnya harus berpisah karena memiliki tujuan berbeda. Di akhir lagu, liriknya berkata: "Izinkan aku pergi dulu, yang berubah hanya tak lagi kumilikmu. Kau masih bisa melihatku. Kau harus percaya, kutetap teman baikmu."

Dalam konteks kehidupan, menurutku, diri kita bukan milik diri kita sendiri. Dalam keluarga, kita berusaha memberikan kasih kepada anggota keluarga yang lain. Dalam kehidupan sosial, kita berusaha memenuhi aturan yang berlaku agar dapat menyesuaikan diri dan berkarya dalam lingkungan. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita ada untuk membantu orang lain yang kesusahan. Itu hanya sebagian contoh kecilnya.

Kita memang ada bukan hanya untuk diri sendiri, namun bukan juga berarti kita milik pihak lain sepenuhnya. Terkadang tuntutan satu pihak dengan pihak lain datang bersamaan. Alangkah baiknya kalau tuntutan tersebut dapat kita penuhi dalam waktu yang bersamaan sesuai dengan porsi yang dibutuhkan. Kita harus memilih. Tanpa bermaksud mengecilkan pihak manapun, kadang ada pihak lain yang lebih membutuhkan kita dibanding pihak lainnya sehingga kita harus pergi meninggalkan suatu tempat. Pada masa itulah, kita akan 'pamit' untuk pergi ke tempat lain.

Ini arti pamit yang aku temukan di KBBI:  

pamit/pa·mit/ v permisi akan pergi (berangkat, pulang); minta diri;

Pamit berarti meminta diri karena akan meninggalkan suatu tempat. Orang yang pamit bermaksud hendak pergi dari tempat tertentu menuju ke tempat lain. Pamit dilakukan sebagai salah satu cara menghormati tempat lama kita.

Setelah pamit, bukan berarti kita melupakan dan tidak akan pernah kembali lagi, kan? Bersabarlah. Aku pasti kembali. Saat ini, ada tempat yang lebih membutuhkan kehadiranku dan aku harus memilih. (Lebih tepatnya, aku tidak punya pilihan lain)

"Izinkan aku pergi dulu, yang berubah hanya tak lagi kumilikmu. Kau masih bisa melihatku. Kau harus percaya, kutetap teman baikmu."

Aku pergi. Aku pamit.

5 comments:

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...