Thursday, October 3, 2019
Stand By You - Rachel Platten
Hands, put your empty hands in mine
And scars, show me all the scars you hide
And hey, if your wings are broken
Please take mine so yours can open too
'Cause I'm gonna stand by you
Oh, tears make kaleidoscopes in your eyes
And hurt, I know you're hurting, but so am I
And love, if your wings are broken
Borrow mine so yours can open too
'Cause I'm gonna stand by you
And scars, show me all the scars you hide
And hey, if your wings are broken
Please take mine so yours can open too
'Cause I'm gonna stand by you
Oh, tears make kaleidoscopes in your eyes
And hurt, I know you're hurting, but so am I
And love, if your wings are broken
Borrow mine so yours can open too
'Cause I'm gonna stand by you
Even if we're breaking down, we can find a way to break through
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Yeah, you're all I never knew I needed
And the heart, sometimes it's unclear why it's beating
And love, if your wings are broken
We can brave through those emotions too
'Cause I'm gonna stand by you
Oh, truth, I guess truth is what you believe in
And faith, I think faith is helping to reason
No, no, no, love, if your wings are broken
Borrow mine so yours can open too
'Cause I'm gonna stand by you
And the heart, sometimes it's unclear why it's beating
And love, if your wings are broken
We can brave through those emotions too
'Cause I'm gonna stand by you
Oh, truth, I guess truth is what you believe in
And faith, I think faith is helping to reason
No, no, no, love, if your wings are broken
Borrow mine so yours can open too
'Cause I'm gonna stand by you
Even if we're breaking down, we can find a way to break through
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
I'll be your eyes when yours can't shine
I'll be your arms, I'll be your steady satellite
And when you can't rise, well, I'll cry with you on hands and knees
'Cause I
(I'm gonna stand by you)
I'll be your arms, I'll be your steady satellite
And when you can't rise, well, I'll cry with you on hands and knees
'Cause I
(I'm gonna stand by you)
Even if we're breaking down, we can find a way to break through (come on)
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Love, you're not alone
No, I'm gonna stand by you
(Even if we can't find heaven, heaven, heaven)
I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'm gonna stand by you
Even if we can't find heaven, I'll walk through hell with you
Love, you're not alone, 'cause I'm gonna stand by you
Love, you're not alone
No, I'm gonna stand by you
(Even if we can't find heaven, heaven, heaven)
I'm gonna stand by you
Friday, August 16, 2019
Pelayanan Psikologis di Lapas Wanita Pondok Bambu
Di awal bulan ini, tanggal 1 Agustus 2019, aku berpartisipasi dalam kegiatan Puskesmas yang diadakan di Lapas Pondok Bambu, Jakarta. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menggerakan Wanita Usia Subur yang sudah aktif secara seksual untuk memeriksa kesehatan reproduksinya dengan IVA. Kepala Puskesmas meminta peranan psikolog untuk ikut mendukung kegiatan tersebut. Beliau ingin Wanita Usia Subur di sana sadar akan kesehatannya dan hal tersebut sesuatu yang keren. Langsung tercetus dipikiranku mengenai segitiga Maslow dan Quality of Life. Tantangannya adalah "bagaimana mengubah konsep-konsep yang abstrak ke dalam praktek nyata sehari-hari," karena aku sadar bahwa aku tipe yang konsep banget. It's a blessing yet weakness I guess.
Well, dengan berbagai macam kegiatan dan juga alasan aku masih terus mengumpulkan ide, membaca artikel-artikel, dan materi kuliah dulu. Finally, I found the way. Lalu aku membuat power point nya, it is power point you know, it should be powerful. So then, I try (so hard) to convert the concept to the practical things. By the grace of God, of course, Voila.... It is finished..
Lalu tibalah di hari H nya. Untungnya, masuk ke daerah yang berkaitan dengan hukum bukan pertama kali untukku. Waktu kerja praktek, akupun pernah di Polda Metro Jaya and it was amazing! Aku membawa materi tersebut dan sejauh yang aku lihat, juga komentar-komentar kolega, mereka menyimak dan tertarik. Aku berasumsi mungkin karena belum ada pelayanan psikologis di sana untuk umum. Biasanya ada untuk orang-orang dengan kondisi khusus, misalnya orang dengan HIV, Narkoba, dll, yang diberikan oleh (beberapa) LSM. Setelah selesai presentasi, dijadwalkan konseling untuk empat orang yang ingin konseling. Aku agak pesimis bisa empat orang, karena aku hanya bisa sampai jam 11. Setelah itu aku ada tugas lagi di salah satu sekolah untuk membawa materi.
Di hari kedua, konseling baru mulai jam sembilan. Klien yang bisa tertangani hanya tiga orang. Satu orang lagi terlihat kecewa. Aku pun juga sebenarnya ingin melanjutkan tapi apa daya tangan tak sampai.
Meskipun bukan yang pertama, tetap saja aku selalu banyak belajar dari kehidupan di lapas. Dunia ini keras. Kita tidak bisa memilih untuk lahir dimana, siapa orangtua kita, dan itu bisa menjadi alasan seseorang melakukan tindak kejahatan. Tapi ternyata, lahir di keluarga yang banyak diinginkan orang lain, juga tidak menjamin seseorang tidak bertindak melanggar hukum. Aku sendiri jadi belajar rasa cukup dan bersyukur yang menjadi tangga ke tempat lebih tinggi. Dan perlu juga teladan, bimbingan, dan pendampingan dari orangtua. Selain itu, lingkungan dan teman-teman yang produktif, menjaga tata krama, dan berprestasi juga diperlukan untuk menjaga kehidupan tetap pada jalan yang setidaknya tidak merugikan orang lain.
Pun warga yang ada di sana masih banyak yang tetap bersemangat dan menyalurkan hobi maupun keahliannya. Keren juga pikirku. Mereka aja semangat, masa aku enggak. Ada juga yang sudah tidak bisa menangis karena sudah habis air matanya. Ada juga yang tidak pernah menangis tetapi menahan perasaan sehingga akhirnya lelah. Sebenarnya kondisi-kondisi psikologis seperti itu dengan mudah bisa ditemui di depan mata kita andaikan kita mau membuka mata, melebarkan telinga, dan mengulurkan tangan kita.
Semoga apa yang sudah aku lakukan paling tidak dapat menjadi sedikit bagian dari proses pemulihan hati warga di sana.
Well, dengan berbagai macam kegiatan dan juga alasan aku masih terus mengumpulkan ide, membaca artikel-artikel, dan materi kuliah dulu. Finally, I found the way. Lalu aku membuat power point nya, it is power point you know, it should be powerful. So then, I try (so hard) to convert the concept to the practical things. By the grace of God, of course, Voila.... It is finished..
Lalu tibalah di hari H nya. Untungnya, masuk ke daerah yang berkaitan dengan hukum bukan pertama kali untukku. Waktu kerja praktek, akupun pernah di Polda Metro Jaya and it was amazing! Aku membawa materi tersebut dan sejauh yang aku lihat, juga komentar-komentar kolega, mereka menyimak dan tertarik. Aku berasumsi mungkin karena belum ada pelayanan psikologis di sana untuk umum. Biasanya ada untuk orang-orang dengan kondisi khusus, misalnya orang dengan HIV, Narkoba, dll, yang diberikan oleh (beberapa) LSM. Setelah selesai presentasi, dijadwalkan konseling untuk empat orang yang ingin konseling. Aku agak pesimis bisa empat orang, karena aku hanya bisa sampai jam 11. Setelah itu aku ada tugas lagi di salah satu sekolah untuk membawa materi.
Di hari kedua, konseling baru mulai jam sembilan. Klien yang bisa tertangani hanya tiga orang. Satu orang lagi terlihat kecewa. Aku pun juga sebenarnya ingin melanjutkan tapi apa daya tangan tak sampai.
Meskipun bukan yang pertama, tetap saja aku selalu banyak belajar dari kehidupan di lapas. Dunia ini keras. Kita tidak bisa memilih untuk lahir dimana, siapa orangtua kita, dan itu bisa menjadi alasan seseorang melakukan tindak kejahatan. Tapi ternyata, lahir di keluarga yang banyak diinginkan orang lain, juga tidak menjamin seseorang tidak bertindak melanggar hukum. Aku sendiri jadi belajar rasa cukup dan bersyukur yang menjadi tangga ke tempat lebih tinggi. Dan perlu juga teladan, bimbingan, dan pendampingan dari orangtua. Selain itu, lingkungan dan teman-teman yang produktif, menjaga tata krama, dan berprestasi juga diperlukan untuk menjaga kehidupan tetap pada jalan yang setidaknya tidak merugikan orang lain.
Pun warga yang ada di sana masih banyak yang tetap bersemangat dan menyalurkan hobi maupun keahliannya. Keren juga pikirku. Mereka aja semangat, masa aku enggak. Ada juga yang sudah tidak bisa menangis karena sudah habis air matanya. Ada juga yang tidak pernah menangis tetapi menahan perasaan sehingga akhirnya lelah. Sebenarnya kondisi-kondisi psikologis seperti itu dengan mudah bisa ditemui di depan mata kita andaikan kita mau membuka mata, melebarkan telinga, dan mengulurkan tangan kita.
Semoga apa yang sudah aku lakukan paling tidak dapat menjadi sedikit bagian dari proses pemulihan hati warga di sana.
Friday, February 1, 2019
Sehat Kantong #1
Bulan Desember 2018 lalu, aku mulai rutin mengikuti streaming sermon dari Saddleback Church. Puji Tuhan, setiap sermon-nya aku merasa selalu mendapatkan pengertian yang meningkatkan hubungan pribadi dengan Tuhan. Series yang pertama kali aku ikutin adalah "Living in the goodness of God". Rasanya bukan sesuatu yang buruk kalau nanti akan aku lihat kembali :)
Kali ini aku mau share tentang "Financial Fitness" Kalau gak salah, ada sekitar 7 sermons 1 series nya. Jadi aku akan coba untuk berbagi rangkumannya.
Matius 25:14-30
1. Possession/ Kepemilikan
Everything I have belongs to God. God is the owner. When you think it's yours, you worry about it. Money is a good servant but an evil master.
Semua yang dimiliki oleh setiap orang adalah milik Tuhan. Jika kita merasa yang kita miliki adalah milik kita, maka kita cenderung khawatir.
2. Allocation/ Alokasi
God has loaned me money. Use money and love people.
Tuhan mengalokasikan setiap jumlah uang yang berbeda-beda kepada setiap orang. Ia meminjamkannya kepada kita. Kita menggunakan uang dan mengasihi orang lain, bukan sebaliknya.
3. Accountability/ Akuntabilitas
One day, God will audit me.
Harus bertanggung jawab dengan cara kita memakai uang.
4. Utilization/ Penggunaannya
I must wisely use God'smoney.
Apakah uang itu kita gunakan atau kita biarkan atau kita kubur saja? Kita bisa menjadi "wicked lazy servant" apabila kita abuse dan misused apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Misalnya, kita sia-siakan, atau kita tidak melakukan apapun terhadap berkat Tuhann. Apapun yang kita kubur, berarti kita akan lupakan hal itu. Kita tidak bisa menyenangkan hati Tuhan dengan tidak melakukan apapun (Sungguh teguran yang keras).
5. Motivation/ Motivasi
I must move against my fear!
Kita harus memiliki motivasi untuk melawan ketakutan kita dalam mengelola berkat Tuhan. Apakah itu bentuknya keraguan terhadap diri sendiri, ketakutan dikritik orang lain, atau takut gagal. If you worry about what people think about you, you will never be success.
Kalau di Alkitab ada dua contoh tokoh melakukan kegagalan yang sama, yaitu Yudas dan Petrus. Keduanya sama-sama menyangkal Tuhan. Tetapi respon keduanya berbeda. Yang satu "Pity Party" atau merasa kasihan terhadap diri sendiri, menghukum diri sendiri. Kalau Petrus mengakui kesalahannya dan bertobat. Dan Tuhan memakai Petrus untuk mendirikan Jemaatnya. God doesn't need perfect man who never do a wrong thing.
6. Application/ Aplikasi
Kita menggunakan/ mengelola uang dan berkat dari Tuhan. Jika kita tidak mengelolanya, maka kita akan kehilangan hal tersebut (uang, talenta, hubungan, dll). Tetapi jika kita mengelolanya maka kita akan mendapat lebih dari apa yang kita miliki sebelumnya.
7. Compensation/ Kompensasi
God will reward me for good money management. God will give affirmation, promotion, and celebration if we faithful on manage God's money. We can't serve two masters.
Usaha yang kita lakukan selalu dilihat dan diperhatikan oleh Tuhan. Apabila kita setia dan berhasil dalam mengelola berkat yang ia berikan, ia akan mempercayakan harta yang sesungguhnya. Kita tidak bisa setengah-setengah mengikut Tuhan dalam menggunakan uang, seperti banyak alasan untuk tidak mengelola dengan baik karena kita tidak bisa menyembah 2 Tuan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
alone and lonely.
Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...
-
I don't know why the sky is crying all over the day... Yes, cloudy and rainy day.. There's a lil' bit sunshine and sad I do no...
-
Beberapa saat belakangan ini banyak hal yang membuatku berpikir lebih dari biasanya.. qou vadis....?
-
It's June already. Yes, don't be surprise. We are in the middle of the year now. I am pretty excited about what will happen for I ...