Friday, April 24, 2020

Satu hembusan nafas di masa Pandemi

Siapa yang tidak sedih tiba-tiba semua harus berhenti?
Perlahan dan berjalan lebih lambat.
Tidak dapat berjumpa dengan orang yang ingin kita temui.
Atau malah justru terjebak dengan orang yang tidak kita sukai.


Tapi bukankah di masa ini juga jadi semakin banyak waktu?
Berhenti, menyadari masa kini, atau menengok sebentar ke belakang.
Kemarin mungkin kita lupa bersyukur.
Seakan detik-detik yang ada selalu kurang.


Kita lupa untuk bersyukur
Kepada alam tempat kita berpijak
Kita lupa berterima kasih
Bahkan untuk diri kita sendiri


Seakan satu hembusan nafas bukanlah apa-apa
Pandemi ini membawa kita
Kepada nilai-nilai yang dulu dilupakan
Seperti betapa mahalnya harga kedamaian.
Betapa mahalnya bersama orang terkasih.


Saat ini apa yang kamu punya ditangan kamu
Itulah yang harus disyukuri
Sekecil apapun
Sadarilah, sebelum terlambat lagi


Semua baik. Semua baik.

No comments:

Post a Comment

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...