Monday, February 29, 2016

Kesabaran 29 Februari

Banyak keuntungannya ya ternyata puasa sosial media itu. Belakangan ini aku tersadar mengenai kesabaran karena selama ga buka medsos rasanya gatel banget pengen tau update temen-temen secara instan aja. Ga usah nanya ke orangnya langsung. Sekarang kalau mau tau, harus usaha nanyain satu-satu. Dipikir-pikir lagi, lebih baik seperti itu sih jadi bisa punya deeper conversation dibandingkan dengan hanya tau dan kasih emote icon love, laugh, frown, dsb di moment mereka. Untuk sampai melakukan hal itu juga butuh kesabaran.

Dulu, aku pikir aku udah sabar, tapi ternyata belum. Baru tersadar bahwa aku dulu terlalu cepat mengharapkan sesuatu settled. Idealis yang kurang realistis. Maksa kalau semua harus oke sesuai dengan yang aku pikirkan. Kenyataanya pikiran aku gak semuanya oke kok. Terus di masa-masa ini, aku lebih banyak refleksi tentang apa yang udah terjadi dalam hidup aku dan hidup orang lain. Aku bisa liat bagaimana orang lain melewati masalah-masalah yang mereka hadapi. Mereka yang pernah mengalami kegagalan, baik atas kesalahan sendiri maupun karena kesalahan orang lain, tetapi tidak menyerah, merekalah yang benar-benar tau apa artinya kesabaran.

Begitu juga dengan kesuksesan. Sering kali kita berharap ingin cepat untuk mendapatkan apa yang kita inginkan . Ini itu semua harus selesai. Kalau enggak sesuai terus stres seakan-akan gak ada jalan keluar lagi. Ternyata gak seperti itu kok. Ga ada jalan pintas untuk menuju kesuksesan. Perlahan-lahan kita naik anak tangga, kadang kita lelah dan berhenti sebentar. Tidak apa-apa. Kadang kita melihat orang lain sudah jauh ke atas. Kadang kita lupa kalau masih ada orang di belakang kita. Kadang kita juga lupa memberikan tangan kita untuk mereka yang jatuh di samping kita.

Segala sesuatu indah pada waktunya. Sama dengan hal-nya tanggal 29 Februari yang hari ini muncul. Dia pun sabar menunggu gilirannya untuk tiba setiap empat tahun sekali.

Saturday, February 27, 2016

Lent season

In this lent season I decide to fasting from social media like path, Facebook, Twitter, and Instagram. Can't fasting with this blog because I follow many inspired bloggers so I don't want to stop read their post. I try to change my time of open the social media into praying and remembering God's sacrificed for us.
So far in 18th day of fasting I amazed how God can control His heart to be focused to The Father only. and with 3 last distractors from the evil, He still faithful. Wow.. Amazing! That's the first thing I got from this fasting. Realized how powerful God to remain faithful.

Second, I believe that everything comes from God, by God, and for God. Including feelings. I realize what He put in my heart in this early year is to glory His name. He gives, He takes. Even if I have to let go something or maybe someone, I believe I don't lose His promises to me.

Third, thank God, because of the feeling, I can realize that the insecurity on me which sometimes killing me and makes me looked like a fool. I pray that God gives me the courage to do what I need. To give Him back what He has given to me first.

Hoping in the rest of the lent season, God can teach me to trust Him more and to be still in His presence. Not only in words but also with my whole heart, understanding, and soul.

Monday, February 8, 2016

Beyond believe: unmeasureable love

Sejak kapan 2 + 5 bukan sama dengan 7?
Sejak kapan 2 + 5 dapat cukup untuk 5000 orang.
Sejak Tuhan yang memberkati 2 + 5 tersebut, bahkan surplus 12.

Sejak kapan 2 dinar menjadi uang terbesar di dunia ini?
Ketika seorang janda memberikannya dengan sepenuh hati kepada Tuhan.

Kenapa orang yang bekerja dari pagi, atau siang, atau malam, memperoleh upah yang sama?
Tuhan yang menentukan upah setiap orang menurut kemurahan hatinya.

Sejak kapan hukuman mati yang dibuat oleh manusia dapat diganti dengan kemerdekaan hidup tanpa syarat?
Tuhan membiarkan perempuan yang berzinah itu tidak dihukum sesuai dengan hukum yang lama.

Kenapa penjahat yang seumur hidupnya dapat masuk surga hanya dengan satu kalimat, "ingatlah aku."?
Tuhan melihat hati penjahat itu.

Sama seperti peristiwa-peristiwa di atas, terkadang aku merasa hanya memiliki sedikit saja dan tidak berarti. Harusnya aku dapat melihat siapa yang bekerja, bukan siapa aku. Pikiranku terkadang terlalu kecil untuk mempercayai perbuatan Tuhan yang besar. Setiap hari aku harus berdoa, "Tuhan, tolonglah aku yang kurang percaya ini."  

1 Korintus 2: 9
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

Saat ini, aku menyadari bahwa yang harus aku lakukan adalah mengasihi Dia. Itu berarti menggunakan apa yang Tuhan sudah percayakan kepadaku untuk membawa orang lain mengalami kasih-Nya. Aku harus lebih mempercayai apa yang Tuhan katakan dibandingkan dengan apa yang hatiku katakan. Aku harus lebih  mempercayai kebenaran Tuhan daripada pikiran-pikiranku sendiri.

Psalm 103: 1-5 (KJV)
Bless the Lord, O my soul: and all that is within me, bless his holy name.
Bless the Lord, O my soul, and forget not all his benefits:
Who forgiveth all thine iniquities; who healeth all thy diseases;
Who redeemeth thy life from destruction; who crowneth thee with lovingkindness and tender mercies;
Who satisfieth thy mouth with good things; so that thy youth is renewed like the eagle's

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...