Thursday, March 26, 2015

Kunjungan ke Dinas Sosial Panti Werdha

Aku teringat akan minatku pada pelajaran psikologi. Pada mulanya aku berminat untuk mendalami dunia anak. Menurutku, anak merupakan makhluk yang perlu bimbingan dan masih harus didampingi. Hal tersebut memang benar dan cukup melupakan sosok lain. Sosok tersebut adalah lansia. Orang-orang yang cukup terlupakan oleh orang-orang muda yang (katanya) sibuk bekerja. Padahal para lansia memiliki cukup pengalaman, pelajaran, dan nilai-nilai hidup yang dapat diberitahukan kepada orang-orang muda. Tidak jarang mereka diabaikan, diremehkan, bahkan dihindari karena dianggap merepotkan.

Aku senang mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke salah satu Panti Werdha di Jakarta. Masing ingat tidak pelajaran PPKn SD dulu? Aku ingat tentang salah satu pasal UUD 1945 yang isinya kurang lebih: pengemis dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Nah, Panti Werdha yang aku kunjungi itu salah satu tempat yang disediakan pemerintah. Kakek-kakek dan nenek-nenek di sana sebagian besar hasil razia satpol PP. 

Di sana aku sempat mengobrol dengan beberapa nenek. Kasihan juga, ada yang masuk sana pada saat sedang berjualan di jalan kemudian di bawa ke Panti. Ada juga yang dibawa sama keluarganya. Berbagai macam alasan sampai akhirnya mereka ada di tempat itu.

Secara fisik, Panti Werdha itu sangat terurus dengan baik. Bersih, nyaman, besar. Semua fasilitas ada. Ada juga kegiatan-kegiatan yang di sediakan oleh pihak panti. Tapi tetap saja mereka........ kesepian.

Jadi aku bersama teman-temanku merancang suatu acara di sana yang bertujuan untuk mengurangi rasa kesepian mereka. Setelah kami rancang dan berdiskusi dengan dosen pembimbing, akhirnya pada hari Selasa, 23 Maret 2015, terlaksanalah acara tersebut. Peserta yang hadir 15 orang. Memang program kami hanya dirancang untuk beberapa orang saja. Hanya lansia yang memenuhi syarat yang dapat mengikuti kegiatan ini. Syaratnya antara lain sehat secara fisik dan mental.

Puji Tuhan acaranya berjalan dengan lancar. Kakek-kakek dan nenek-nenek di sana terlihat sangat gembira dan berterima kasih kepada kami. Aku juga sangat senaaaaaaangg sekali karena dapat membuat mereka bahagia. Setidak-tidaknya pada kami pernah hadir dalam hidup mereka dan memberikan sesuatu yang membahagiakan mereka. 



Aku juga baru menyadari hal-hal lainnya mengenai lansia ketika kelas psikogerontologi. Berhubung ayahku sudah ada pada tahap lansia, dan ibuku memasuki masa pra-lansia, aku jadi memahami apa yang mungkin akan terjadi secara fisik, mental, dan sosial. 

Ada pepatah yang megatakan, "Kita terlalu sibuk bertumbuh sehingga melupakan orang tua kita yang bertambah tua."

  

alone and lonely.

Semakin tua dan dewasa, aku semakin menyadari betapa sulitnya menerima "it is what it is". Apalagi jika tidak sesuai dengan pemiki...